Sesungguhnya kemampuan kita untuk mendayagunakan kekuatan pikiran sangat ditentukan oleh serangkaian kebiasaan yang kita lakukan dengan pikiran kita. Menguasai dan mengendalikan pikiran kita hanya dapat kita lakukan melalui serangkaian latihan terus menerus dan disiplin diri yang kuat, sehingga akhirnya kita bisa memanfaatkan kekuatan dahsyat dari pikiran kita secara otomatis. Hal ini persis seperti proses ketika kita belajar mengemudikan mobil.
Pelajaran pertama adalah bagaimana menyelaraskan pedal gas dan pedal kopling agar mobil dapat berjalan dengan mulus. Jika kita melepas kopling terlalu cepat, mobil akan melompat. Jika kita menekan gas dengan kencang sedangkan pijakan kopling kita tahan, maka mobil tidak akan berjalan dan mesinnya menderu-deru. Kadang-kadang mobil berjalan tersendat-sendat seperti orang tua yang terbatuk-batuk.
Pelajaran pertama adalah bagaimana menyelaraskan pedal gas dan pedal kopling agar mobil dapat berjalan dengan mulus. Jika kita melepas kopling terlalu cepat, mobil akan melompat. Jika kita menekan gas dengan kencang sedangkan pijakan kopling kita tahan, maka mobil tidak akan berjalan dan mesinnya menderu-deru. Kadang-kadang mobil berjalan tersendat-sendat seperti orang tua yang terbatuk-batuk.
Tetapi setelah latihan terus menerus, akhirnya kita sekarang mengemudikan mobil sudah tidak memikirkan kopling dan gas lagi – sudah otomatis. Bahkan kita bisa menyetir mobil sambil mengobrol di telepon genggam kita. Demikian halnya dengan cara kerja pikiran kita yang dapat kita analogikan sebagai mobil yang dapat membawa kita kemanapun tujuan hidup yang kita impikan.
Bekerja dengan pikiran (mind power), tidak perlu harus memahami fungsi dan cara kerja otak dan jaringan syaraf – maupun hukum-hukum fisika kuantum dan fisiologi syaraf (kedua disiplin ilmu ini digunakan oleh para ahli untuk menjelaskan cara bekerjanya otak kita yang identik dengan cara kerja alam semesta).
Teknik Mendayagunakan Pikiran Kita
Dengan memasuki pikiran bawah sadar memungkinkan kita untuk
mengendalikan kehidupan kita melalui teknik-teknik subconscious
reprogramming (memprogram kembali pikiran bawah sadar), accelerated
learning ( mempercepat proses pembelajaran), pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan secara kreatif, maupun membangkitkan intuisi
dan kreatifitas.
Ada beberapa hal dasar yang perlu kita ketahui dalam
menerapkan teknik-teknik yang disebutkan di atas, yaitu: relaksasi,
afirmasi, visualisasi, dan jangkar emosi.
1. Relaksasi
Untuk masuk ke pikiran bawah sadar, kita harus membuka filter
Reticular Activating System dengan cara melakukan relaksasi dan
teknik Membangun Tempat Kedamaian. Tempat Kedamaian yang dimaksud
disini adalah suatu tempat imajiner dalam pikiran kita yang kita
bangun untuk menenangkan pikiran kita. Setiap kita membayangkan
tempat itu kita merasa rileks dan seluruh beban pikiran kita
terlepas. Untuk memperdalam hal ini kami menyarankan anda membaca
buku karya Sandy MacGregor berjudul Piece Of Mind yang sudah
diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Gramedia.
2. Afirmasi
Afirmasi adalah cara yang paling mudah dan sederhana untuk
mempengaruhi pikiran bawah sadar kita. Afirmasi berupa pernyataan
pendek dan sederhana (seperti: mantra atau berupa ayat-ayat Kitab
Suci) yang kita sampaikan terus menerus dan berkali-kali kepada diri
kita. Pada saat melakukan afirmasi sesungguhnya kita sedang
mempengaruhi keadaan pikiran bawah sadar kita.
3. Visualisasi
Kita harus dapat menggambarkan dalam pikiran kita tentang apa yang
kita inginkan atau kondisi apa yang kita harapakan. Kita harus
menggambarkan dengan jelas sehingga kita benar-benar dapat melihat
diri kita sendiri dalam pikiran kita. Membuat gambaran dalam pikiran
kita adalah seperti membuahi sebuah realitas, dan yang terpenting
adalah keyakinan kita bahwa apa yang kita buahi tersebut akan menjadi
kenyataan pada waktunya nanti. Inilah rahasia kesuksesan mereka yang
secara disiplin dan yakin melakukan proses visualisasi dalam
kehidupannya. Seringkali banyak diantara kita pernah melakukan hal
ini secara tidak sadar. Visualisasi berbeda dengan melamun,
visualisasi bersifat aktif dan proaktif membangun sebuah realitas
yang kita impikan.
4. Jangkar Emosi
Jika visualisasi menciptakan adegan atau gambaran seperti dalam film,
maka menambahkan emosi (seeding) itu seperti halnya menambahkan sound
track. Kita perlu menambahkan perasaan atau emosi yang menyertai
afirmasi dan visualisasi kita. Kita harus dapat merasakan emosi yang
muncul jika realitas yang kita impikan itu terwujud dalam visualisasi
kita.
inspirasi dari : buku berjudul "Applications in Self Management"
karangan Brian T. Yates, kedua paradigma itu dijabarkan dalam teknik-
teknik manajemen diri, yaitu: teknik-teknik yang berhubungan dengan
perilaku (behavioral techniques) dan teknik teknik pendayagunaan
pikiran (cognitive techniques).
Komentar
Posting Komentar